Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2010

Mengenal Cinta dari Sang Paman

Hmm, setiap anak manusia tumbuh dan berkembang dibimbing oleh zaman. Begitu juga aku. Ketika aku SMP, masa puberitas mulai menghinggap dan mulai mengenal lawan jenis. Seiring tumbuh bulu di sana-sini, membuat mata pun 'berbulu' ketika melihat lawan jenis. Diriku mulai merasa kesepian di tempat ramai dan menghentakkan diri pada sudut kesunyian. Aku merasa butuh sesuatu, yang pastinya bukan kebutuhan terhadap bulu itu tumbuh di hatiku, melainkan sentuhan kasih dari orang yang lain jenis. Inikah kodrat dan inikah jalan hidup, terus terang waktu itu aku tidak bisa memberikan sebuah konglusi. Apatah lagi mengambil sebuah keputusan. Pokoknya, diri ini terasa beda aja... Perkembangan itu membuat aku menjadi orang yang berubah dan ingin berubah. Sebagai anak-anak atau remaja, merasa diri menjadi dewasa. Tapi baru sekedar merasa, sejatinya aku tetap menjadi anak yang manja, cengeng dan lemah. Aku menjadi jarang berteman dengan laki-laki ataupun wanita sebayaku yang kunilai mereka sebag

Batu Runcing Menghunjam ke Dasar Hati

Gambar
Pernah dengar Batu Runcing? Pastinya hanya sebagian kecil yang tahu dan bahkan banyak orang yang tidak mau tahu. Ia adalah potret teman setia yang selalu menjaga Gunung Talang sebuah gunung yang berada di wilayah Kabupaten Solok. Di punggung gunung itu, ada sebuah bukit yang di puncaknya berdiri dengan kokoh sebuah batu yang runcing, mirip dengan tugu. Kalau di lihat dari jauh ia bagaikan tiang yang memancang. Apa istimewanya batu ini, bagi sebagian orang tentu tidak ada artinya. Ia hanya sesosok batu yang tumbuh di semak belukar, karena posisinya di tempat yang tinggi ia bagaikan punggawa menjaga istana yang sedang berdiri mengangkang. Ia dulu hanya sebagai persinggahan bagi anak-anak petualang yang mendaki Gunung Talang. Setelah puas memandang ke alam sekitar yang terlihat jelas dari puncak itu, kemudian batu itu ditinggalkan begitu saja. Tapi bagiku ia menjadi monumen bersejarah, yang terpasak ke bumi dengan eratnya. Ia menjadi bagian masa kecilku. Di sana berdiri segenap rasa yan