Mencoba Berbagi dengan Blog
Dulu waktu aku masih SMP, aku justru menuliskan keluh kesahku kedalam buku catatan, yang orang bilang itu adalah diari. Hal itu aku lakukan sampai aku SMA. Entah berapa diary yang telah dihabiskan.
Kehidupan yang berpindah-pindah (kayak nomaden aja), diary-diary itu satu per satu tidak terarsipkan dengan baik. Dan terkadang aku juga malas membacanya, karena catatan perjalanan hidupku terlalu pahit untuk dikenang. Ada yang manisnya, itu juga malas aku baca, cukup ku ingat saja, kalau aku baca lagi, seakan aku mau kembali lagi seperti dulu. Aku nggak mau lagi menjadi anak kecil atau remaja seperti dulu, bagiku itu lucu dan tidak mengasyikan, malah malu-maluin.
Kini ketika dunia membuka lebar untuk aku curhat, apasalahnya diaryku ku tulis di sini. Bisa jadi apa yang kutulis akan memotivasiku jadi lebih baik. Atau bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada orang lain. Tapi maaf, aku tak akan bercerita soal aibku atau keburukankku. Aku tak mau jadi bahan omongan entertainmen berita gosip (kayak orang terkenal aja). Hal itu cukup aku dan Tuhan aja kali ya yang tahu.
Kehidupan yang berpindah-pindah (kayak nomaden aja), diary-diary itu satu per satu tidak terarsipkan dengan baik. Dan terkadang aku juga malas membacanya, karena catatan perjalanan hidupku terlalu pahit untuk dikenang. Ada yang manisnya, itu juga malas aku baca, cukup ku ingat saja, kalau aku baca lagi, seakan aku mau kembali lagi seperti dulu. Aku nggak mau lagi menjadi anak kecil atau remaja seperti dulu, bagiku itu lucu dan tidak mengasyikan, malah malu-maluin.
Kini ketika dunia membuka lebar untuk aku curhat, apasalahnya diaryku ku tulis di sini. Bisa jadi apa yang kutulis akan memotivasiku jadi lebih baik. Atau bermanfaat dan memberikan inspirasi kepada orang lain. Tapi maaf, aku tak akan bercerita soal aibku atau keburukankku. Aku tak mau jadi bahan omongan entertainmen berita gosip (kayak orang terkenal aja). Hal itu cukup aku dan Tuhan aja kali ya yang tahu.
Komentar