Durian Berduri

Pernah aku mampir. Ini paling berkesan, karena lama kita tak bersua. Ini seakan pertemuan yang harus dirayakan dengan pergumulan, karena kangen dan rindu yang tertahan bertahun-tahun lamanya. Sejenak aku berada di sudut ruang tamu itu. Termenung dan terdiam. Lalu, Pengelana muncul dengan sekarung durian dengan aroma yang menggoda selera.

Uewwnak tenan rasanya ini durian, baunya pun mengalahkan bau yang lainnya. Ruang tamu, ruang tengah, ruang dapur sampai ke kamar mandi semuanya berubah menjadi bau durian. Bau pengap, bau pesing, bau got, bau kelinci, bau kucing semuanya lewat dan hilang karena aroma khas durian.

Ditambah secangkir kopi dan obrolan mantap  sepekat malam yang kita lalui. Tak sia-sia kedatangan kali ini. Bertahun-tahun kangen pun terbalaskan. Terus terang aku terlena malam itu.

Bertahun pula berlalu, kenangan durian ini masih saja terhunjam pada benakku, ingatanku, kenanganku dan pikiranku. Semuanya masih merasakan yang sama, wueeenak dan legit. Hingga suatu massa angin menghembuskan awan hitam, mencurahkan air mata, membasahi kering tubuhku dari ubun-ubun, ke jantung, ke hati dan terus ke tulang sumsum. Aku terhenyak dan tak bisa beranjak. Menggigil aku mendengar kabar ini.

Aku baru sadar, wahai pengelana. Ternyata Durian yang kau bawa, sengaja untuk menebar aroma ke seluruh alam agar bau pesingnya pikiranmu, pengabnya hatimu, bau gotnya jiwamu, bau kelinci di nafsumu dan kotornya air bah tindakkanmu terkamuflase tanpa sadar. Aku terhipnotis.

Sungguh aku menyesal terlambat tahu, meskipun aku sudah curiga jauh dari sebelumnya. Ingin rasanya ku rauk kerongkonganku sendiri, agar bisa kumuntahkan segala rasa dan daging durian yang kau beri. Kau telah menancapkan duri durian ini jauh ke dalam sukma tanpa aku mengerti.

Untuk kamu ketahui di antara semua yang aku rasa kini. Sungguh aku tak tahan melihat duri durian yang mencacah hati sang bidadari yang kau sembunyikan di balik aroma itu. Di sini aku makin sedih. Dasar kau durian berduri...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perih Sayatan

Kau Terlihat Anggun Hari Ini

Batu Runcing Menghunjam ke Dasar Hati